Senin, 03 Oktober 2011

Manfaatkan Kotoran Ternak untuk Kompor Biogas


Kiprah Geng Motor iMuT Kupang-Lendola




(==>Foto: Frits Nggili (lipat tangan) dan Noldy saat demo pembuatan kompor biogas)


Kotoran hewan/ternak ternyata memberikan manfaat yang luar biasa. Bengkel Inovasi Geng Motor Aliansi Masyarakat Peduli Ternak, (iMuT) Kupang yang dinahkodai, Noverius H.Nggili ini telah membuktikan kalau kotoran hewan bisa dijadikan sebagai bahan baku utama kompor gas.



KARENA itu, ketika diminta Yayasan Lendola Kalabahi untuk melakukan pelatihan bagi warga desa Tamakh Kecamatan Pantar Tengah, Geng Motor iMuT Kupang yang punya mantra (visi) Tapaleuk Urus Ternak ini langsung bergegas ke desa yang rawan dengan bencana alam itu. Dua punggawa Geng Motor iMuT Noverius Nggili dan Noldi Franklin dengan semangat tinggi memberikan pelatihan bagi 15 orang anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) Desa Tamakh yang berlangsung, Senin (29/08/2011).
Menurut Noverius Nggili, pembuatan kompor gas dari kotoran hewan yang berupa biogas ini sangat sederhana dan tidak memakan biaya yang sangat besar. Gas yang keluar dari kompor juga berwarna biru dan tidak berbahaya seperti gas elpiji atau berbau kotoran hewan.
Menurutnya, pemanfaatkan biogas ini juga sangat menguntungkan bagi warga, karena pemakaiannya sederhana, tidak lagi memakai kayu dan tidak memakai minyak tanah.
"Dampak ikutannya adalah masyarakat tidak lagi memotong kayu di lereng gunung untuk kebutuhan dapur. Kalau pohon dipotong terus–menerus, maka bisa saja desa Tamakh ini jadi banjir,"katanya.
Dia mengatakan, biogas ini bersumber dari kotoran hewan. Warga cukup memelihara dua ekor babi, maka akan menghasilkan sumber biogas yang sangat bermanfaat terutama untuk memasak.
"Kalau bapak ibu pakai masak gasnya biru dan tidak meledak seperti berita-berita selama ini. Dia tidak seperti yang dikwatirkan banyak orang, tidak bikin kotor periuk dan tidak pakai kayu api. Kalau bapak ibu masak pakai kayu api dan potong kayu di hutan, maka bisa banjir. Modalnya hanya piara ternak,"katanya.
Menurut Nggili, pelatihan yang sama juga pernah lakukan Bengkel iMuT di sebagian daratan Timor, Solor, Adonara Rote Ndao dan Sabu Raijua. Bengkel Inovasi Geng Motor iMuT, katanya, juga pernah mendapat penghargaan dari Forum Akademika NTT Award Tahun 2010 dan pada Tahun 2011 ini masuk 103 nominasi dari 2018 peserta di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Noldi Franklin yang membidangi Devisi Pengembangan Tekhnik Geng Motor iMuT mengatakan pembuatan biogas ini menggunakan bahan – bahan bekas dan sangat sederhana, seperti drum bekas, lempengen logam bekas, besi beton ada bahan lainnya yang dibeli dengan harga yang murah.
Menurutnya, pemanfaatkan biogas ini selain untuk memasak juga sisa dari kotoran hewan digunakan untuk menyiram tanaman sebagai pupuk. Kotoran ternak ini, katanya, tidak berbau. Drum penampung biogas (digester), katanya, juga dibuat sangat sederha. Yang perlu dihindari yakni drum itu tidak boleh bocor karena gas akan keluar.
"Jadi dia kalau tidak meledak seperti gas elpiji. Sisa dari dari kotoran hewan dalam drum ini bisa jadi pupuk. Jadi bapak mama tidak pakai pupuk urea lagi,"ujarnya.
Seperi disaksikan Alor Pos, pelatihan ini dikuti oleh peserta dari Forum PRBBK Desa Tamakh. Forum ini dibentuk Yayasan Lendola Kalabahi yang bekerja sama UNDP. Kepala desa Tamakh, Yulius Ullu mengatakan, pelatihan yang diberikan oleh Bengkel Inovasi Geng Motor ini sangat bermanfaat bagi warga desa Tamakh. Dengan pembuatan biogas ini, kata Ullu, maka warga desa Tamakh ke depan lagi tidak akan memotong kayu di hutan untuk memasak. Dengan begitu warga dapat mengurangi resiko bencana banjir karena memotong pohon di daerah perbukitan untuk kebutuhan kayu bakar.
Geng Motor iMuT juga melakuna sosialisasi atau istilah mereka sebagai “Sekolah Jalanan” di Desa Lendola, Kecamatan Teluk Mutiara. Sekolah jalanan ala Geng Motor iMuT ini berlangsung di Kantor Yayasan Lendola-Kalabahi, dihadiri pula Camat Teluk Mutiara,M.Blegur,SH dan sejumlah warga setempat.
Selain menjelaskan tekhnis pembuatan kompor bio gas dan manfaatnya, Frits dan Noldy juga mendemosntrasikan cara pembuatan. Mulai dari persiapan dua drum bekas yang disatukan (las) dan pemasangan dua kran sebagai tempat pengisian kotoran hewan untuk proses fermentasi (pengeringan) dan mengeluarkan limbah serta satu buah lubang (pentil) gas yang dihubungkan ke tempat penampungan berupa ban dalam mobil. Dari penampungan gas di ban dalam mobil ini kemudian disambungkan ke kompor yang menghasilkan nyala biru sebagaimana kompor gas. Demonstrasi itu berhasil. Bahkan Camat Teluk Mutiara langsung menggoreng telur ayam (dadar) dengan lincahnya seperti anak-anak kost.
Blegur nampak bangga dan member apresiasi yang tinggi kepada Geng Motor Geng Motor iMuT Kupang tersebut dan berjanji akan coba mengkomunikasikan dengan pemerintah sehingga dalam usulan program di kecamatan ini kedepan bisa memprogramkan teknologi sederhana tetapi tepat guna ini karena sangat membantu masyarakat.
Sedangkan Fris Nggili mengatakan pihaknya selalu dengan senang hati membagi ilmu. Disediakan tiket pergi pulang Kupang sudah cukup bagi Friys dan kawan-kawannya berkeliling membagi ilmunya bagi masyarakat.
Sementara itu, Ketua Yayasan Lendola, Drs.John L.Maro menngatakan pihaknya menghadirkan Geng Motor iMuT Kupang karena ingin agar lembaga ini bisa membagi ilmunya untuk membantu masyrakat, termasuk upaya pengurangan resiko bencana alam.
"Masyarakat desa biasanya cari kayu bakar tentu ikut merusak alam dan mengakibatkan banjir. Tetapi dengan kompor biogas dari kotoran (tai) ternak, maka justru untung berlipat ganda karena dengan memelihara ternak untuk dijual atau kebutuhan sendiri juga menghasilkan kompor gas untuk memasak, pupuk untuk tanaman,hemat karena tidak pusing cari minyak tanah serta mengurangi resiko bencana,"kata Maro. (**)

2 komentar:

  1. mt siang bro.... bt su buat kandang babi dgn penampung sistem biogas (anaerob)... tapi masalh x di kupang diman bisa beli atw pesan kompor biogasx??? mngkn sekalian bisa survey ke tempat beta ko??? alamat beta di matani, penfui timur....z

    BalasHapus