Jumat, 04 Juni 2010

Mewaspadai banjir di kala musim hujan

INDONESIA merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terletak diantara dua benua yakni Benua Asia dan Benua Australia dengan dua samudera yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan juga terletak di atas dua lempeng bumi. Kita juga mempunyai puluhan gunung api aktif yang sewaktu-waktu bisa meletus.
Letak geografis tersebut sangat menguntungkan Indonesia karena memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau sehingga Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Oleh karena letak yang strategis tersebut membuat curah hujan di Indonesia berlangsung 4-5 bulan setiap tahunnya. Hujan yang terus menerus bisa membuat banjir. Jika hujan terus menerus maka banjir yang ditampung melalui aliran sungai bisa meluap. Lebih parahnya lagi jika hutan gundul akibat ulah manusia yang seenaknya membakar atau menebang hutan sehingga air hujan bisa melanda permukiman penduduk. Hujan yang terus menerus juga bisa menyebabkan tanah longsor.
Hujan yang terus menerus bisa menyebabkan tekanan pada tanah. Kondisi tanah yang labil karena hilangnya unsur hara telah menyebabkan banjir dan longsor. Di sisi lain, kepulauan Indonesia mengalami perubahan kondisi lingkungan hidup dan ekosistem yang sangat cepat dan masif. Pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pengurasan sumberdaya alam dan mengabaikan faktor kelestarian ekosistem mengakibatkan perubahan bentangan alam dalam skala yang tak kalah masifnya. Setiap tahunnya, Indonesia kehilangan 3,5 juta hektar hutan alam akibat penebangan yang merusak, yang dilakukan baik secara legal maupun ilegal. Kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem mengakibatkan peningkatan kerentanan wilayah-wilayah yang secara natural dikarenakan kondisi geografis Indonesia seperti tersebut di atas – memang memiliki potensi untuk mengalami bencana.
Tatanan geologi ini pula yang menjadikan permukaan alam di Indonesia bergunung-gunung dan lembah dengan berbagai ngarai dan sungai sehingga berpotensi untuk mengalami banjir, longsor dan erosi. Banjir pada umumnya terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat yang menerima curah hujan lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian Timur.
Daerah rawan banjir ini makin terpuruk dengan adanya penggundulan hutan atau perubahan tataguna lahan yang kurang mempertimbangkan daerah resapan air. Perubahan tataguna lahan dan tata ruang yang kemudian berakibat menimbulkan banjir dapat dibuktikan di daerah perkotaan sepanjang pantai terutama yang dilintasi aliran sungai.


BANJIR

Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupu ekonomi. Sembilan puluh persen dari kejadian bencana alam (tidaka termasuk bancan kekeringan) berhubungan dengan banjir. Jenis banir yang sering terjadi : bandang atau kiriman dan pasang-surut.

PENYEBAB
• Hujan – dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya curah hujan selama berhari-hari.
• Erosi tanah – meyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir deras di atas permukaan tanah tanpa terjadi resapan.
• Buruknya penanganan sampah – yang menyumbat saluran-saluran air sehingga tubuh air meluap dan membanjiri derah sekitarnya
• Pembangunan tempat pemukiman – dimana tanah koson g diubah menjadi jalan atai tempat parker yang menyebabkan hilangnya daya serap air hujan. Pembangunan tempat permukiman bisa menyebabkan meningkatnya risiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya mempunyai daya serap air tinggi. Masalah ini sering terjadi di kota-kota besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik. Peraturan pembuatan sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi pelaksanaannya
• Bendungan dan saluran air yang rusak – walaupun tidak sering terjadi, namun bisa menyebabkan banjir terutama pada saat hujan deras yang panjang
• Keadaan tanah dan tanaman – tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup semen, paving atau aspal sam sekali tidak menyerap air. Pembabatan hutan juga dapat merupakan penyebab banjir.
• Didaerah bebatuan – daya serap air sangat kurang sehingga bisa menyebabkan banjir kiriman atau banjir bandang

DAMPAK
Ancaman wabah penyakit setelah banjir – pada sesudah banjir, ada beberapa tempat yang bisa menyebabkan tersebarnya penyakit menulat, seperti : tempat pembuangan limbah dan tempat sampah yang terbuka, sisten pengairan yang tercemar dan system kebersihan yang tidak baik. Bakteri bisa tersebar melalui air yang digunakan masyarakat, baik air PAM mai\upun air sumur yang telah tercemar oleh air banjir. Air banjir membawa banyak bakteri, virus, parasit dan bibit penyekit lainnya, termasuk juga unsure-unsur kimia yang berbahaya.

Penyakit diare – diare mempunyai masa pertumbuhan antara 1-7 hari. Ikuti petunjuk-petunjuk kebersihan di bawah ini untuk menghindari resiko terjangkit Diare. Orang yang terjangkit penyakit ini harus mendapatkan perawatan khusus karena apabila dibiarkan terlalu lama bisa terancam, khususnya pada orang tua dan anak-anak

Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk – banjir bisa meningkatkan perkembangbiakan nyamuk secara luas. Bibit-bibit penyakit yang dibawa oleh seranggga ini termasuk Demam Berdarah, Malaria, dll. Untuk mencegah sebuah tempat menjadi sarang nyamuk, kosongkan air yang tergenang dan tutup tempat-tempat air yang terbuka.

Unsur-unsur Kimia seperti pestisida, pupuk kimia dan unsur-unsur dengan bahan ddasar minyak bisa mencemari sumber air dan membawa risiko.

Tindakan kesiapsiagaan
Persiapan dalam pencegahan kemungkinan banjir – Untuk menghindari risiko banjir, sebaiknya membuat bangunan di daerah yang aman seperti di dataran yang tinggi dan melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Untuk daerah-daerah yang beresiko banjir, sebaiknya :
• Mengerti akan ancaman banjir – termasuk banjir yang pernah terjadi dan mengetahui letak daerah apakah cukup tinggi untuk terhindar dari banjir.
• Melakukan persiapan untuk mengungsi – dan melakukan latihan pengungsian. Mengetahui jalur evakuasi, jalan yang tergenag air dan yang masih bisa dilewati. Setiap orang harus mengetahui tempat evakuasi, kemana harus pergi apabila terjadi banjir.
• Mengembangkan program penyuluhan – untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperhitungkan ancaman banjir dalam perkembangan masa depan
• Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah – agar tidak dilalui prang pada saat banjir. Adakah perbaikan apabila diperlukan.
• Mengatur aliran air ke luar daerah – pada daerah pemukiman yang berisiko banjir.
• Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor – tetap bekerja pada saat terjadi banjir.
• Memasang tanda ketinggian air – pada saluran air, kanal, kali atau sungai yang dapat dijadikan petunjuk pada ketinggian berapa akan terjadi banjir atau petunjuk kedalaman genangan air.

Tindakan di rumah-rumah
• Simpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi, kedap air dan aman.
• Naikkan panel-panel dan alat-alat listrik ke tempat yang lebih tinggi, sekurang-kurangnya 30 cm di atas garis ketinggian banjir maksimum.
• Pada saat banjir, tutup kran salurn air utama yang menegalir kedalam rumah, dan matikan lisrtik dari meterannya.
• Pindahkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir
• Buat sumur resapan bila memungkinkan
• Tanam lebih banyak pohon besar.
• Membentuk Kelompok Masyarakat Pengendali Banjir.
• Membangun atau menetapakan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
• Membangun system peringatan dini banjir.
• Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
• Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
• Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
• Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah bnjir untuk menjagha daerah resapan air.

Tindakan saat terjadi banjir
• Segera menyelamatkan diri ke tempat yang aman.
• Jika memungkinkan ajaklah anggota keluarga atau kerabat atau orang di sekitar Anda untuk menyelamatkan diri.
• Selamatkan barang-barang berharga sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir.
• Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.

Tindakan setelah terjadi banjir
Mencegah tersebarnya penyakit di daerah banjir

Air untuk minum dan memasak
• Disaat dan sesudah terjadinya banjir, penting untuk memperhatikan kebersihan air yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
• Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mencuci,dsb. Jangan menggunakan air yang telah tercemar.
• Rebus atau proses air sebelum digunakan. Merebus air bisa membunuh bakteri dan parasit. Rebus dan biarkan air mendidih sekurang-kurangnya 7 menit. Hanya minum air yang sudah direbus, bukan air mentah.
• Gosok gigi atau buat es dari air bersih yang sudah direbus.
• Air juga bisa diolah dengan klorin atau yodium atau dengan mencampurkan 4 tetes klorin pemutih Pakaian tanpa pewangi (5.25% sodium hypochlorite) dalam 2 liter air. Campur dengan baik dan biarkan, kalau bisa di bawaH sinar matahari, selama 30 menit. Cara ini cukupbaik untuk mengolah air tapi tidak bisa membunuh semua kuman atau parsit. Jika mengunakan yodium, campurkan 11 tetes yodium (2%) ke dalam 2 liter air.jika menggunakan tablet pemurni air, ikuti instruksi penggunaannya. +jumlah klorin dan yodium harus digandaikan jika air sangat kotor dan keruh.

Hal-hal penting tentang sanitasi dan kebersihan
Air banjir bisa mengandung kotoran dari limbah air kotor dan limbah industri. Walaupun kontak dengan kulit tidak membahayakan, namun mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar air banjir bisa berisiko bagi kesehatan masyarakat. Pada saat bencana, sangat penting untuk menerapkan langkah-langkah dasar kebersihan ini. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih :
• Sebelum memasak atau makan
• Setelah buang air
• Setelah melakukan pembersihan
• Setelah menangani apa saja yang telah tercemar air banjir.

Jangan biarkan anak-anak bermain di air banjir.
Seringlah mencuci tangan mereka, terutama sebelum makan.

Pembersihan di rumah setelah banjir
Setelah menentukan suatu daerah aman dari banjir, semua permukaan dibersihkan dan diberi obat pembasi kuman untuk mencagah tumbuhnya jamur dan lumut. Jika memungkinkan, pakai sepatu karet dan sarung tangan selama melakukan proses pembersihan ini.
• Dinding, lantai dan permukaan lain harus dibersihkan dengan air sabun dan diberi obat pembasmi kuman dengan campuran 1 cangkir cairan pemutih per 2 liter air.
• Perhatian khusus diberikan pada tempat-tempat bermain anak-anak dan tempat-tempat makanan seperti dapur, meja makan, lemari makanan, kulkas, dll.
• Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan, seprti kasur, kursi-kursi dengan jok, dll, keringkan di luar rumah di bawah panas matahari dan kemudian diberi obat pembasmi kuan. Barang-barang yang tidak bisa dibersihkan sebaiknya dibuang saja.

Perlu diingat bahwa bibit-bibit penyakit seperti bakteri dan jamur masih bisa tumbuh dan berkembang lama setelah tindakan pembersihan selesai. Oleh sebab itu, disarankan pada masyarakat yang daerahnya telah dilanda banjir untuk mengadakan tindakan pembersihan berulang kali.

Beberapa tindakan untuk menjaga kebersihan
• Buatlah pagar untuk mengelilingi tempat air bersih supaya binatang tidak masuk.
• Bakarlah sampah yang dapat dibakar. Samapah yang tidak dapat dibakar sebaiknya ditanam dalam lubang khusus. Jarak lubang sampah paling tidak 20 meter dari pemukiman dan 500 meter dari sumber air bersih.
• Buanglah barang-barang yang sudah kotor terkena air banjir.
• Jangan buang air besar maupun air kecil di dekat tempat air bersih ataupun rumah pemukiman.

Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
• Sebelum memasak atau makan
• Setelah buang air
• Setelah melakukan pembersihan
• Setelah memegang apa saja yang telah tercemar air banjir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar