Jumat, 04 Juni 2010

Perlu Kesiap-siagaan

DALAM upaya mengurangi dampak bencana di suatu wilayah, tindakan pencegahan perlu dilakukan oleh masyarakatnya. Pada saat bencana terjadi, korban jiwa dan kerusakan yang timbul umumnya disebabkan oleh kurangnya persiapan dan sistem peringatan dini. Persiapan yang baik akan bisa membantu masyarakat untuk melakukan tindakan yang tepat guna dan tepat waktu.
Bencana bisa menyebabkan kerusakan fasilitas umum, harta benda dan korban jiwa. Dengan mengetahui cara pencegahannya, masyarakat bisa mengurangi resiko ini. Untuk mengurangi dampak bencana alam, hendaknya menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat dan pemerintah. Untuk itu menanggulanginya maka perlu kerja sama semua pihak. Kerja sama sangat penting untuk memperlancar proses penanggulangan bencana.
Merencanakan kesiap-siagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus dilakukan dan kemana harus pergi bila situasi darurat terjadi.
Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga:
• Sederhana. Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana adalah suatu situasi yang sangat mencekam sehingga mudah mencetus kebingunan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian saja sehingga mudah dilaksanakan.
• Tentukan jalan melarikan diri. Pastikan anda dan keluarga tahu jalan yang paling aman untuk kelur dari rumah saat gempa. Jika anda berencana meninggalkan daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang mungkin putus atau tertutup akibat gempa.
• Tentukan tempat bertemu. Dalam keadaan anggota keluarga terpencar, misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi maka tentukan tempat untuk bertemu. Tempat pertemuan harus mencari lokasi yang aman dan dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat tersebut.


Prinsip rencana siaga untuk sekolah

(==foto: Anak-anak SD GMIT Reta sedang bersembunyi di bawah kolong meja untuk mengantisipasi runtuhnya bangunan akibat gempa bumi. Ini hanya simulasi saat pelatihan penanggulangan bencana alam oleh staf Yayasan Lendola-Alor.

Genpa bumi bisa terjadi kapan saja. Gempa bisa terjadi di saat kita tidur, kita bekerja atau belajar di sekolah. Kalau demikian waktunya, kita jangan panik. Para guru dan adik-adik di sekolah pun harus bersiaga setiap saat. Alagkah baiknya gedung sekolah perlu diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah perlu sering diatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa, misalnya sekurang-kurangnya 2 kali pelatihan selama setahun.

Menyiapkan rumah tahan gempa

(==foto: Bangunan rumah tahan gempa.

• Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah seperti serambi, pintu kaca geser, garasi dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung.
• Periksa apakah fondasi rumah anda kokoh.
• Jika mempunyi saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang lentur.
• Letakan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel mati pada tembok.
• Simpan barang pecah belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan dapat dikunci.
• Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan dan cermin jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk.
• Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor.
• Perbaiki keretakan-keratakan pada atap dan fondasi rumah dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan struktur.
• Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas.
• Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat yang aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak.
• Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa.
• Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas.
• Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempat tidur anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa.
• Sediakan senter, obor atau lampu lentera di rumah untuk memudahkan jalan keluar bila gempa terjadi saat malam hari. Simpanlah senter atau lampu penerang pada tempat yang mudah diambil.
• Sediakan terpal di rumah guna antisipasi pembuatan kemah darurat bila gempa terjadi.

Tindakan saat terjadi gempa bumi

Pada saat terjadi gempa bumi, biasanya orang panik, bingung bahkan ada yang pingsan karena takut. Pada saat ini, biasa terjadi kecelakaan karena bertabrakan saat melarikan diri melalui pintu atau jendela dan kita juga bisa celaka karena menabrak tembok. Jadi, kecelakaan yang kita alami kadang bukan karena reruntuhan bangunan tetapi karena ketidak-hati-hatian kita. Untuk tidak terjebak dalam situasi seperti ini, sebaiknya kita harus mengetahui apa yang harus kita lakukan bila terjadi gempa bumi.
• Bila anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan. Misalnya, di bawah meja yang kuat. Hindari jendela dan bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan.
• Tetaplah di sana, namun harus segera siap berpindah tapi harus tunggu sampai guncangan berhenti dan aman untuk bergerak.
• Menjauhilah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian bangunan.
• Jika malam hari dan anda di tempat tidur, jangan lari keluar. Cari tempat yang aman di bawah tempat tidur atau meja yang kuat dan tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat yang aman, terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat berbahaya dan sebaiknya tidak digunakan.
• Jika anda berada di tempat keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi gempa susulan.
• Jika anda di luar, cari tempat terbuka, jauhi bangunan dan pohon yang tinggi serta jauhi jaringan listrik. Hindari retakan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
• Jika anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu-lintas. Jangan berhenti dekat pohon yang tinggin, jangan berhenti dekat lampu lalu-lintas dan tiang listrik.
• Jika anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh, waspadalah terhadap batu dan tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
• Jika anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.

Tindakan setelah gempa bumi berlangsung

Saat anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal:
1. Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan pertolongan pertamajika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius, karena justru bisa memperparah luka.
2. Periksa keamanan. Setelah gempa periksalah hal-hal berikut:
• Api atau ancaman kebakaran.
• Kebocoran gas – tutup saluran gas jika diduga bocor dari adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya.
• Kerusakan saluran listrik. Matika meteran listriknya.
• Kerusakan kabel listrik. Menjauhlah dari kabel listrik sekalipun meteran telah dimatikan.
• Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat anda membukanya).
• Periksa pesawat telepon. Pastikan telepon pada tempatnya.

3. Lindungi diri anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan melindungi anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
4. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Ibu hamil, anak-anak, orang tua dan yang cacat yang sangat memerlukan bantuan. Mereka yang jumlah anggota keluarganya besar sangat membutuhkan bantuan tambahan pada keadaan darurat.
5. Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan gelas, kaca dan obat-obatan yang tumpah.
6. Waspada terhadap gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan kekuatannya lebih lemah dari gempa utama atau pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan aman:
• Gunakan lampu senter Jangan menggunakan korek api, lilin, kompor gas atau obor.
• Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa.
• Nyalakan radio untuk informasi tentang laporan kerusakan atau keperluan relawan di daerah anda.
• Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat.



Langkah-Langkah Penyelamatan Saat Terjadi Gempa
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Segera berlindung di bawah meja/ranjang, kusen pintu dan gunakan pelindung kepala
3. Segera matikan peralatan yang menggunakan tenaga listrik, gas, kompor dan lampu, untuk menghindari bahaya kebakaran.
4. Membunyikan tanda bahaya (sirene atau tanda lainnya).
5. Arahkan pengunjung keluar gedung melalui pintu dan tangga darurat.
6. Jangan mempergunakan lift.
7. Lakukan evakuasi pasien dan korban lainnya. Catatan : Waspada terhadap terjadinya bencana susulan !!! (Tsunami, banjir, kebakaran dan lain-lain).

Sumber: Brosur “Cegah Jatuhnya Korban Akibat Gempa” yang dibuat oleh PPK Setjen Depkes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar